Senin, 01 Februari 2010

Kaligrafi Perpaduan Ayat Al Quran dengan Kehidupan Alam

Kaligrafi pada umumnya terdiri dari untaian ayat-ayat Al Quran semata. Namun bagi Abdul Kholid, seorang pelukis asal Jember, Jawa Timur, kaligrafi mampu menjadi inspirasi untuk menuangkan gagasan dakwahnya dalam lukisan fitografi kaligrafi yang memadukan ayat suci Al Quran dan obyek keindahan alam serta makluk hidup.
Abdul Kholid warga Jember selama ramadhan ini lebih banyak meluangkan waktu di padepokannya. Ditempat yang sepi inilah ia menuangkan gagasan dakwahnya diatas kain kanvas.
Fitografi kaligrafi demikianlah sebutan karya lukisannya. Karya ini tidak hanya menonjolkan keindahan ayat-ayat suci Al Quran, namun juga keindahan alam dan makluk hidup. Salah satu keunikan karya lukisan Abdul Kholid, terletak pada warna dan gambar imaginasi. Kemampuan memadukan warna terasah hingga menghasilkan warna-warna mengangungkan.
Gambar alam, cadas, gunung, bukit, pohon dan lainnya juga dihadirkan dalam karya imaginasi ini. Di tangah Abdul Kholid, gambar ini diubah menjadi alam dan makluk hidup serta imaginasi yang sulit ditemukan di muka bumi ini.
Meski demikian, gambar yang ditampilkan sesuai tema ayat-ayat kaligrafi didalamnya. Salah satu karya lukis yang kali ini sedang diselesaikan Abdul Kholid bertema hijrah. Ayat Al Quran, Surat Al Fath dikutibnya sebagai bahan dakwah.
Inti artinya berbondong-bondong menuju agama Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Kaligrafi ini dipadukan dengan gambar cadas, danau serta sekelompok jamaah menuju terowongan.
Abdul Kholid lahir di Banyuwangi, tahun 1968. Pernah mengenyam diberbagai pondok pesantren di Sumenep, Madura dan di Glontor, Kediri selama 2 tahun. Kemampuan melukis terasah sejak kecil dan pernah melewati berbagai aliran lukis, mulai dari realis, dekoratif dan naturalis.
Minggu, 31 Januari 2010

Macam - Macam "Kaligrafi Islam"







Kaligrafi - Kaligrafi Islam Yang Indah
Kamis, 28 Januari 2010

Sejarah kaligrafi

Sejarah Perkembangan Kaligrafi Islam
Al-Qur'an selalu memainkan peranan utama dalam perkembangan tulisan Arab. Keperluan
untuk merakam al-Qur'an memaksa memperbaharui tulisan mereka dan memperindahnya
sehingga ia pantas menjadi wahyu Ilahi. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad dalam
bahasa Arab dengan perantaraan malaikat Jibril. Baginda menerima wahyu dan menyiarkannya
sampai wafat pada tahun 632 M, sesudah itu wahyu tidak turun lagi dan penyebarannya dari
orang mukmin yang satu kepada yang lain secara lisan oleh para Huffaz (mereka yang hafal
al-Qur'an dan dapat membaca dalam hati).
Pada tahun 633, sejumlah huffaz ini terbunuh dalam peperangan yang timbul setelah wafatnya
Nabi. Ini memberikan peringatan kepada kaum Muslimin, khususnya Umar bin Khatab. Umar
mendesak Khalifah pertama Abu Bakar supaya mengerjakan penulisan al-Qur'an.
Juru tulis Nabi, Zayd bin Thabit diperintahkan menyusun ian mengumpulkan wahyu ke dalam
sebuah kitab, yang kemudian ditetapkan oleh Khalifah ketiga, Usman, pada tahun 651.
Penyusunan yang disucikan ini kemudian disalin ke dalam empat atau lima edisi yang serupa
dan dikirim ke wilayah-wilayah Islam yang penting untuk digunakan sebagai naskah kitab yang
baku.
Abad ke-13, di mana bersama Yaqut, adalah abad kehancuran dan pembangunan kembali di
negeri Islam Timur. Penghancuran tu terjadi akibat serbuan Jengis Khan (1155-1227) dan
pasukan Mongolnya, dan memuncak dengan ditaklukannya Bagdad oleh putranya Hulagu pada
tahun 1258 dan kejatuhan terakhir kekhalifahan Abbasiyyah.
Pembangunan kembali hampir secara langsung oleh pemantapan kekuasaan Mongol, dan
putera Hulagu, Abaga (1265-82), adalah penguasa pertama yang memberikan gelas Il- Khan
(penguasa Suku) bagi dinasti baru tersebut.
Adalah sangat menakjubk bahwa Islam mampu, setelah dihancurkan sedemikian rupa, bangkit
kembali dan meneruskan vitalitasnya yg tak pernah berkurang. Kurang dari setengah abad
setelah kehancuran Bagdad, Islam memperoleh kemenangan atas penakluknya yang kafir,
sebab, tidak hanya buyut Hulagu, Ghazan (1295-1305) memeluk Islam, melainkan dia juga
yang menjadikan Islam sebagai agama resmi seluruh negeri yang diperintahnya.
Ghazan menjadi seorang Muslim ya terpelajar, teguh dan membaktikan sebagian besar
hidupnya demi kebesaran Islam dan kebangkitan kembali kebudayaannya. Dia memberikan
dorongan yang amat besar terhadap seni Islam, termasuk kaligrafi dan penyalinan buku!
Tradisi ini dilanjutkan oleh saudara dan penggantinya Uljaytu (1306-16), yang pemerintahannya
berlimpah dengan kebesaran seni dan kemajuan sastra. Dia beruntung memiliki menteri dua
Senin, 18 Januari 2010

my blog

blog prtama saya sudah jd . . . .
Diberdayakan oleh Blogger.

visitor

Buku Tamu

Followers

About Me